Optimalisasi Kaderisasi

Arif Masduki (PKC Jatim)

Ketika semua sudah tahu tentang kelemahan dan yang menjadi hambatan maka akan dapat disusun rencana strategis yang lebih maksimal. Dalam system kaderisasi ada beberapa hal yang perlu diketahui
1.       Rekontruksi system kaderisasi
2.       Metodelogi
3.       Capaian/ targetan
4.       Intrumen evaluasi dan monitoring
5.       Pengorganisasian steak holder

Dalam system merupakan suatu rekayasa dari diri sendiri untuk mengkonstruk dalam penguatan kader. Yang menjadi pertanyaan apakah prlu adanya orang-orang yang ditempatkan pada pos-pos tertentu.

Dalam materi-materi ada beberapa pemilahan:
1.       Materi Ideologis: NDP, Aswaja, Ke-PMII-an, PKT
2.       Materi Wacana: Teologi pembebasan, Kapitalisme, dll
3.       Materi Skill: Analisa sosial, Analisa wacana, Pengelolaan opini dan gerakan massa, dll

Dapat dikatakan bahwa alangkah lebih terarah dan tersistemasi jika kaderisasi dibentuk Tim Pengkader. Tim ini yang akan konsentrasi dalam melakukan kaderisasi. Jika dalam kurikulum ataupun metodologi yang ada dalam hal kaderisasi kita berhak meng up-date semua itu. PMII bukanlah organisasi massa tetapi organisasi kader dan yang menjadi objek adalah mahasiswa. Maka PMII punya misi mencetak kader-kader yang sesuai dengan tujuan. Dan untuk menunjang itu semua ada materi yang klasifikasikan menjadi materi wajib yaitu materi-materi ideology yang dalam hal ini tidak bisa di tawar. Kalau materi-materi penunjang bisa disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

Dalam hal mendesain kader kita bisa masuk dari pikiran mereka dan keluar dari pikiran mereka. Dalam hal ini ketika berada dalam pikiran mereka kita mendesain dan merombak pola pikir. Misalnya dari pragmatis juga hedonis menjadi idealis.

Untuk mengukur keberhasilan dari kaderisasi perlu adanya targetan dan targetan itu seharusnya di jadikan acuan sebagai planning dalam melakukan pengkaderan. Banyak sekali yang bisa ditawarkan dalam kaderisasi baik itu melalui pengkaderan forma, informal dan nonformal.

Dalam proses kaderisasi ada mungkin juga tak bisa lepas dari kendala-kendala mungkin salah satunya adalah kurangnya pakar dalam bidang tertentu yang pada daerah itu masih minim, Ruanga aplikasi yang minim, reference pengayaan, dan yang paling dominan adalah masalah “amunisi”.

Banyak tawaran dalam metode baik itu pedagogie dan juga andaragogie. Dalam hal metode sebaik memakai metode Pendidikan Orang Dewasa (Pedagogie). Selama ini perlu evaluasi dalam hal metodologi pengkaderan dan juga strateginya karena dalam beberapa hal kaderisasi masih banyak mengalami kegagalan. Perlu juga adanya motivasi, kedekatan ewmosi, dll. Atau bisa juga dalam pemngkaderan formal maupun nonformal perlu pre-test mapun juga post test.

Selama ini dalam evaluasi disadari atau tidak, ada stagnasi dalam kaderisasi. Tidak bisa juga menyalahkan metode atau juga kurikulum. Perlu juga sebuah buku materi tentang ideology PMII NDP, Aswaja. Kemungkinan juga para penghkader tidak bisa menjalankan system.

Dalam hal pengkaderan sekarang tergantung dari siapa yang mengkader jika yang mengakder kea rah kiri maka hasilnya juga ke arah kiri demikian juga sebaliknya. Dalam hal capain dan targetan yang tinggi itu kadang juga tergantung tinggi.

Untuk itu semua 4 komponen kaderisasi perlu adanya kaji ulang untuk perubahan kaderisasi yang lebih maksimal. Misalkan dalam materi belum adanya orang-orang yang benar-benar menguasai materi-materi yang lebih terperinci bisa dikatakan bahwa belum adanya focus satu materi.

Bnayak tawaran lain yang bisa dilakukan atau juga strategi yang bisa dilakukan hal rekrutmen diantaranya:
1.       Pengenalan PMII sejak dini
2.       Pola rekrutmen
Ada tawaran yang menarik dalam pengkaderan bisa juga pengkaderan dilakukan sejak mulai dini. Sehingga tidak ada kesulitan dalam rekrutmen PMII. Dalam pola rekrutmen perlu juga dievaluasi. Juga adanya persepsi bahwa adanya penurunan kepercayaan biadang agama dalam kader PMII.

Sebenarnya pola-pola kaderisasi saat perlu adanya perombakan dan itu perlu adanya gagasan-gagasan cerdas. Dalam system misalnya, system yang dilakukan tidak monoton tetapi juga disediakan ruang-runag aktualisasi keilmuan yang dimiliki. Maka harus punya jejaring untuk bisa merebut ruang-ryuang aktualisasi, untuk itu perlu adanya juga pengauatan pada kader, tentang etos kerja, profesionalisme, kejujuran, dan keuletan.

Yang selama ini distribusi masih sekedar di politisi, NGO, Pesantren, dan lembaga pendidikan. Banyak ruang atau distribusi kader yang bisa dimasuki tidak hanya di beberapa yang telah disebutkan tadi diantaranya adalah:Enterpreneur, TI, dll.’

Membangun basis ekonomi organisasi. Ini juga masih minim dilakukan oleh kader-kader PMII untuk mengembangkan basis ekonomi organisasi.
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment