Unknown

Meski jalan tak semudah yang kita bayangkan,
langitpun tak mengerti tentang sebuah harapan,
hamparan takdir membentang,
tak seorang hambapun mampu untuk mencegahnya,
nyawalah yang menjadi dekapan,
begitu berharga dan sangat dicinta
Begitupun saat  engkau telah tiada,

hadirmu berikan sejuta warna,
pada setiap goresan tinta persahabatan kita,
yang lalu tak mungkin bisa terlukis,
bayangan itu dan sorotan mata penuh kedamaian,
dan hari ini tinggalah jejakmu yang masih terukir disetiap kalbu sahabatmu,
selalu ada dan terkenang lewat iringan do'a dan munjat.

selamat jalan, jalan indah membentang, tenang dan damai menyertaimu,

~Moh.Mundir.

masalalu biarlah berlalu
masa depan belum jelas...
nikmatilah saat ini
dan singkirkanlah semua yang mengganggu...

yang menentukan menang atau kalah adalah kita

bersama menjemput takdir tuhan dalam bingkai kematian

dan semua kenangan adalah keabadiaan yang nyata...

Unknown

yang susah itu menata hidup, menemukan maunya "hati" membenturkanya dengan kecakapan akal dalam menemukan logika,kemudian tanyakan pada fisik, selaku eksekutor lapangan, dia mampu menerima respon dan perintah atau tidak?

bagaiamana bisa terjadi jika hanya  dari ketiganya kita belum faham falsafahnya?

Jawab!!!

#trackingpoints

Labels: 0 comments | | edit post
Unknown

Tau ndak apa oleh2 liburan kemaren?

Sekali lagi adalah hal yang lahir dari manusia yang kadang kita menyebutnya kampungan, udik, ndak berpendidikan formal seperti kalian, Satu prinsip kehidupan, yang tidak bisa di kaji secara ilmu ekonomi, apalagi ilmu kapitalisme materialisme.

"Petani sejati adalah yang selalu siap untuk menanam, menanam, dan menanam, merawat dengan kesungguhan, masalah hasil itu tergantung kuasa Tuhan, karena sekuat apapun kita berusaha jika tuhan tidak meridhoi, maka pupus semua" begitupun dengan manusia hari ini, prinsip ini hampir langka, bahkan sengaja di hilangkan dari manusia modern yang katanya berperadaban, banyak yang lebih suka memanen daripada menanam, banyak juga yang dengan paksa memanen hasil orang lain dengan paksa, ah sudahlah zamannya juga sudah mulai instant.

Sama juga seharusnya manusia hari ini, mari menanam, menanam untuk hidup, menanam untuk peradaban yang lebih baik. Kalau hari ini kita belum bisa panen, suatu saat nanti pasti akan ada yang menikmati tanaman kita. Karena juga hari ini kita sering memanen apa yang manusia dulu tanam sebelum kita.

Menanam, menanam, dan menanam terus kebaikan, mari kita rawat dan kita jaga tanaman kita, kejahatan atau ketidak baikan itu sudah pasti ada, untuk panen serahkan saja sama penumbuh kehidupan, karena yang pasti yang menanam akan juga memanen.(entah itu dalam bentuk yang kebaikan yang berbeda)

Karang Ploso, 30 Januari 2017

Unknown

"MANUSIA VAMPIR"

"Mas, pernah lihat film yang ada vampir (china) nya?"
"Iya pernah, kenapa emang? Ada yang salah dengan vampir?
"Dalam mitologi nya se, vampir akan diam dan menuruti perintah jika keningnya di tempeli semacam jimat, atau tulisan ayat suci, kenapa vampir bisa begitu?"

(Sambil mengerutkan kening dan menghisap panjang rokok yang baru saja dinyalakan)
"Saya ndak paham dengan itu, kenapa bisa begitu, apa sebenarnya itu tempelan di jidat sehingga vampir bisa kembali hidup dalam kematian. Tapi satu hal hari ini yang saya pahami, banyak di sekitar kita vampir berjalan, iya mereka adalah manusia seperti kita, manusia yang di setempel jidatnya dengan jimat, jimat itu bisa berupa uang, jabatan, bahkan ayat suci (agama) mereka benar benar sudah menjadi vampir, yang setiap waktu siap menerkam siapa saja yang menghalangi kehendak majikannya, stempel ini begitu luar biasa, menjadikan manusia menjadi kehilangan akal dan logikanya, yang ada mereka hanya membabi buta pada nilai yang di anggap di luar nilai yang dia benarkan. Hehmmm.. rasanya sayang sekali kalau ahsani taqwim ini menjadi vampir, seharusnya mereka bisa menggunakan karunia Tuhan untuk menyadarkan dirinya. Bukan hanya mentaqlid kan apa yang dia percaya sebagai sebuah ajaran obsesi. Ilusi ilusi itu menjadi bumbu yang beraroma kuat untuk menghantam sesamanya, disemai dengan dogma dogma orang yang di anggap lebih mampu dalam segala hal. Begitu sepertinya, apa kamu paham?"

"Gak paham mas,hehehe"

"Yaudah sama tel, aku yo ndak paham"

layaknya hati, hanya mampu menghakimi, tidak berucap dan tidak bertindak, menyatakan dirinya hanya pada setiap penilaian yang kadang tidak pernah di dengarkan, yang dia tau hanya baik dan buruk, selebihnya tak terbahasakan,

Begitupun dengan akal. dia juga hanya sebagai saksi dalam sebuah eksekusi prilaku, sangat banyak tugasnya, kadang diapun tidak bisa mengerti apa yang menjadi eksekusi kelakuan, baginya hanya ada benar dan salah,

Yang pasti keduanya apa bila telah sepakat untuk menjadikan diri mereka satu kesatuan, maka terjadilah yang disebut kebijaksanaan, keduanya sangat hebat, luar biasa, bisa mencetak dan memprogram semua kemauan manusia, tinggal bagaimana manusia itu bisa mengerti dan menerapkan dua sisi dalam diri tersebut, logika tanpa hati menyakiti, hati tanpa logika tidak rasional,

unite them in spirit, to live a more prudent, go,,,

Unknown

Pijakan kaki ini diatas pekatnya lumpur,
menyelam dan tertidur lelap, dalam dekapan asa
hanya ta ingin mata itu selalu melihat apa yang seharusnya terjadi
jadi inilah keyakinan tentang sebuah bentangan,

tinggi langit menyisakan sekat tanpa tangga,
jutaan terceca untuk sampai pada puncaknya,
bisakah ini dipadamkan dengan indah dan sujuknya tapakan kaki,
maka itulah lamanya waktu yang akan terabadikan,

langkah mudah tanpa menyerah dan akan pasrah,
kalao semua bisa menafikan setiap inci penghianatan,
jauhku, inginku dan jalan yang akan menepaku,
ahh,, itu yang terus aku pahami

bukan fana yang menyeka, dan keabadiaan yang rela,
tapi memang waktu itu telah janggal untuk padam,
selama batu jalan memancarkan satu dari sejuta ketidak tahuan,
selama itu dunia akan terus berjalan di ambang kemampuan,

Labels: , 0 comments | | edit post
Unknown

Kalau sampai nanti surya datang dan mata Ini belum terpejam.

Layang bayang di ambang timpang
Berapa lama akan tetap terpanggang,
panasnya hati yang meradang
Sesirna malam disisa angan

Terasa sayatan demi sayatan menggores,
Luka lama yang tak kunjung sembuh
Diam mengiba tak berarti
Bahkan jujur pun bisa menghianati

Keadilan mana yang kau kultuskan
Hanya menghunus rindu saja kau tak mampu
Betapa lemahnya dirimu, kau tersungkur oleh ego yang membiru
Hingga dasar letak kau menaruhnya di hulu

Tidak boleh lagi ada pengandaian
Betapa pun kau bersandar, Dia adalah presepsimu
Bukan tentang sikap yang kau pertaruhkan,
Tapi, logika mu yang kadang mendewai

Bagi saya kau penjara
Hanya mengurung diri dalam jeruji
Melilit pada kebekuan hati
Sampai nanti perang berahir, tetap akan menjadi duri

Talkself

#trackingpoints

Labels: , 0 comments | | edit post

Aku masih disini berdiri,
tak pernah terbangun aku dari mimpi itu
mimpi yang mampu untuk aku pahami,
sayatan demi sayatan menggores disana sini,
tapi entahlah untuk yang ini, kenapa tetap tak terhenti
walao badai itu datang silih berganti

coba lihat di ujung daun sana, hijau dan cerah, tawarkan sejuta racun yang mematikan, ketika tanpa ragu kita akan menggenggamnya, walau hanya sedikit yang terasa pahit.
mulai itulah daun berjajar,

menjoba menyelami dinginya sinar mentari yang semakin membasahi hati yang kelu, mungkin itu hanya ego sendu,
dan kadang akupun tau memang itu,

cobalah berputar untuk yang terahir kalinya, maka akan kau temukan jalan itu, nyata dan tanpa bisa dibendung, begitu berat menahan keyakinan dan prinsip hati, saat dibenturkan realita yang tak dipahami, atau mungkin itu hanya alasan kenapa aku tak mati.

Unknown

izinkan aku pergi untuk menatap kekalahan...

dikala kelu datang, bukan karena aku tak bergeming, hanya saja aku menikmatinya dengan paruh waktu ku
sebuah ahir tidak lah dinanti,
melainkan akan tumbuh duri yang akan memaksamu menyiraminya
bagaimana bisa aku diam, jika masih ada ketakutan menyergap dalam gelap
kadang memang begitulah cerita,
kita mencoba memperindah, namun yang kita dapat adalah kenangan

ah, rasanya tak bosan bila ku menatap lagi malam
dia tertegun anggun dalam bidak sempit, hidup nya hanya bualan belaka, dan aku menganggapnya skeptis

ini tak nyata, tenang saja dia
akan kusimpan di balik bajuku
baik kan dirimu, dan perlahan aku akan pergi
maafkan lah,

hanya berharap beberapa inchi dari hati,
jika nanti ada naluri, coba bawa kembali
ya memang begitu, selalu harus ada pemberat
biar kita tau bagaimana menempuh sekarat

karena ketidakpastian akan tetap menyayat

#trackingpoints

Unknown

Tidak pernah mendengarnya lagi
lirih nian nada itu di putar
menggelayut di dasar pekat malam
waktu kian berjalan,
masih dengan nyanyian dan ritme yang sama

hei, itu saja?
Semakin dangkal kau menantang
lama tak ada lengan baju yang dilipat
ah, itu saja yang kau tanyakan

aku tak pernah mencucinya,
mungkin dia mulai kotor di makan keadaan

Duh, lupa dimana kau meninggalkan jejak jidat dilantai
bibir yang komat kamit dalam diam
atau hanya sekedar cucuran air dari mata.
hening, hampa, dan sepimu terkoyak, merindukanmu untuk memeluknya lagi.

sampai jumpa di sepertiga malam.

#trackingpoints