Unknown

Biar saja bila itu ingkarku
Tak menyadari dan menyertai keharusan
Setidaknya pernah berdiri dibawah langit yang sama....
Aku nikmati kebekuan ini, dengan indah dan ketidak jujuran ini..

Jangan tanya, selama ini aku salah dan bertahan dengan kesalahan....

#xof

Unknown

Mudah menyerah dan memudar..
itulah langitku malam ini yg datar..
awan memutar dan guntur mengglegar..
oh indahnya warna yg terpancar..
semunya bayang malam menghadang...
kau ciptakan asa dalam kerinduan yang dalam...
andai kau izinkan aku menatap, aku tak akan mampu lakukanya..

Yakinkan aku tentang ini, hidup yang indah dan jalan tentangmu..
Sandarkan pada kerinduan itu..
jawabanya adalah ketidak tahuanku...

Ooo malam, selalu kunanti cahayanya..
jalan ini akan terang bersmanya..
sampai tak ada lagi keraguan dijiwa..

kini, tak perlu ku bertanya tentang indah cinta..
kau terang dalam hampa..
dan indah secantik semestinya..

#ourProphetinlove

Unknown

..diam tak mau pergi
membisu menutup telinga
yang terlintas hanya nyanyian malam
yang selalu bisa memahamiku

lepas siapa mau tau
hanyut dan berlalu
melewatkanku pada titik tanpa jeda
karena semua tidak ada yang terharapkan kecuali mau Tuhan

Unknown

Hanya akan ada keindahan,
saat lagi mata tak memandang jiwa yang terkekang.
Sempat terkenang tentang hujan di waktu itu..
Kau tunjukan setia dengan goresan senyum..
walau malam menyapa dengan gelap yang mengayun...
Tak terungkap kecuali setiap waktu yang merindu..
tertunggu ku disini, pada dunimu..
indah menyejukan dalam dekapan senyum itu..
dan tak akan ada nada dalam sendu..

Kau, mengerti apa yang aku mau ,
tanpa berharap aku datang dengam hati yang menggebu..
karena batasan adalah ukuran yang tak aku tahu..

Unknown

Aku meniadakan mu dalam detik terakhir
Detik dimana aku tak mampu lagi berharap
Semua menjadi sesak
Saat semua pilihan adalah kalah

Aku hanya terdiam
Menggigil di sudut sepi
Ruang hampa yang selalu menemani
Semua tentang caraku menemukan mu

Aku, yang kadang menjauh
Yang tak jarang berpaling
Kamu, yang selalu ada
Di setiap detik waktuku

Unknown

Putih,

Terbayang kembali di angan
tentang nada kehampaan
Ketidak tahuan akan butanya mata.
Tak mampu terbangun karena mimpi dunia..
Bukan berkata ini fana, jejakmulah sandaranya..

Bingkai warna tak semestinya, meniadakan yang lain tanpa rasa..
akankah dia datang membawa asa, atau aku yang terlena karenanya..

Usah kau jelaskan tentang ini, ku bohongi hati dan kulenakan akal
dimana letak kesadaran ini?
atau aku hanya menghibur diri,

Kau datang kembali karena arah langkahku yang tak pasti, bimbang dan kucari arti..
tentang ini, dan presepsi malam..
biarlah ini menjadi duka jika aku buta, dan menjadi lara jika aku mengakuinya,

Aku hanya tak ingin berpaling dari cinta,
Cinta indah yang abadi,
Tak pernah meredupkan jalan ini,
janjinya selalu pasti,
dan kasihnya adalah sedekat nadi..
Bila ini adalah tentang jalanmu,
ketuklah hatiku, dan bangunkan aku dari mimpiku,
tutup mata duniaku, dan perlihatkan dengan cahayamu..

Menunggu fajar, dan bintang terlambat...

Aku tak mengenalnya
Orang tua yang melahirkan negara ku
Mereka Menghidupkan nyanyian harapan
Memberikan kepercayaan kalau bangsa ini ada
Janji janji kemerdekaan manis

Mereka orang tendensius
Mereka suka berkhayal
Mereka, memaksa Tuhan untuk menuruti semua doa
Mereka setia pada jiwa jiwa yang hampa

Bila mana semua menguap
Layaknya angin malam
Semakin berhembus semakin kencang
Dan tercium sudah bau bangkai nya

Mereka kini

Mereka di hianati anak kandung kemerdekaan
Mereka dipaksa menangis di sorga
Mereka bahagia dengan penyesalan

Kemerdekaan yang di harap
Kini hanya tetap janji janji
Pelayanan negara menjadi buas
Menjadi rakus
Menjadi tamak
Menjadi beringas

Memanfaatkan kemerdekaan dengan menghamba
Mendamba hidup yang kelihatan mata
Buhul hitam bertiup
Darah kembali ditumpahkan
Bukan untuk melanjutkan kemerdekaan
Tapi untuk melanggengkan penjajahan

Tuhan maha baik, dengan segala cuci cuci
Dengan segala uji uji
Dengan segala tirakat
Dan dengan segenap rasa ketuhanan

Unknown

Engkau yang diam tak berarti, berteriak dan menjerit, menyesalkan tangisan yang lalu,
lalai dengan siapa kau beranjak, yang mengantarmu pada kebinasaan,
hanya bisa diam di telapak tangan yang terbungkus ribuan tisu yang basah oleh keringat dan darah
tak terkira berapa luka yang kau diamkan, hingga ahirnya jadi pemisah antara kemunafikan dengan kebinasaan,
dan beterbangan seperti kupu-kupu yang tak punya masa depan..
lengkapi kejengkelanmu dengan menelan krikil yang berserakan di depan jalanmu.

tempo hari aku melihat dia bersandar dbawah pohon itu,
menatap langit yang seakan mau runtuh didepanya,
tiba-tiba teringat dengan malam yang mengajaknya pergi
dan sedikit mengheningkan kepala untuk mengiyakanya
dia sadar malam bukanlah jalanya, melainkan siang yang akan menuntunya

dia beranjak, dan berbisik pada langit
"Jangan meruntuhkan dirimu, sebelum aku bisa merangkai sedikit demi sedikt keberanian hatiku untuk mengungkapkan rasa cintaku yang pernah aku tawarkan padanya, karena hari itu aku yakin pada sebuah pilihan, untuk berani jujur dan berani menerima resikonya, maka ketika dia menyambutnya itu juga bukan hal terindah, ketika dia tidak menyambut itu juga bukan musibah untuk diratapi, karena cintaku dan cintanya adalah sama, sama-sama untuk Tuhan."

Langit tersenyum, dan memberinya sedikit hujan untuk menghapus air matanya.

Unknown

Kau datang di tengah simpul simpul
Menghadirkan pelangi senja
Menyirami mawar mawar di angan
Bersemai tanpa duri,
Aku, tak pernah terpikat dengan pelangi
Tapi, bagiku warna tetap indah
Membangun harapan harapan
Aku berkesiap menerjang

Kau terdiam, tetap bertahan
Di belakang kau menyimpan badai dengan sejuta senjata sayat nya
Aku menghela, memberi jeda untuk bertanya

Kau jawab dengan lantang, aku bukan lah bintang, terhalang langit langit dan rotasi galaxy
Aku terima, lepas etika dan lari bersama senja

(Senja pagi di altar pantai selatan)

Unknown

tak berani untuk memaksa hati,
hati yang tak pernah mau mengerti,
mengerti tentang mana yang harus diyakini dengan kebenaran,
kebenaran yang tak pernah sempit untuk membuka cakrawala cinta,
cinta yang tak berujung karena apapun,
apapun yang tak akan pernah menjadi batas antara kita,
kita yang acap kali selalu menghadirkan penghalang itu,
penghalang yang sebenarnya tercipta dari dalam diri yang egois,
egois yang tak mau mengerti dan menghargai,
menghargai setiap waktu yang diberikan dan diluangkan hanya untuk menyapamu,
menyapamu yang selalu aku ingin tahu apa maumu,
maumu yang kadang mencekik dan memaksa hatiku untuk mengiyakanya untuk tidak boleh berkata tidak,
tidak untuk lain waktu, karena waktu itu tak pernah ada bagimu untuk mengartikan perhatianku,
perhatianku yang tidak pernah ada dimata dan dihatimu, hatimu yang tak tau apa isinya, masihkah bertahan atu mencoba melawan,
melawan setiap rasa yang merajalela disana, disana yang kan kusimpan cerita di hari tua,
tua dan mati, mati meninggalkan sisa kebenaran sebuah cinta,

Cinta pertama dan terahir untuk Sang Maha Cinta