Bunda,
Bagaimana kabar Bunda disana? Semoga sehat, bahagia, dan Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

Mungkin surat ini tak akan sampai kepada Bunda, karena puteramu ini hanya mampu menuliskanya pada dinding ini, dan tak ada keberanian menyampaikan langsung padamu Bunda, meski kadang rindu ini acap kali datang menamparku, dan belum sempat aku sampaikan semua yang aku rasakan,

Maafkan puteramu ini bunda, diusia senjamu puteramu ini belum bisa membahagiakanmu, apalagi bikin bangga, yang bisa saya lakukan hanya memohon belas kasihmu.

Ah rasanya nista sekali hidup ini, dalam usia yang cukup dewasa dalam perantauan masih saja menodongmu bunda, menagih jatah bulanan dan jatah yang lainya.

Mungkin banyak hal yang tak bisa ku ungkapkan padamu bunda, setidaknya aku disini meradang membutuhkanmu dalam dekapan, doa-doa, dan merdunya lantunan ayat suci yang bunda baca, kerinduan itu membuncah menjelang malam, saat bunda membagi senyum bahagi pada kami, anak2mu, sejuk mendamaikan.

Dalam kerinduan dan rasa sakit ini, sengaja tak aku sampaikan padamu bunda, karena aku hanya tak ingin bunda hawatir, tak ingin bunda menitihkan air mata untuk yang kesekian kalinya.

Cukup dengan doa-doa saja semoga Tuhan lekas memberikan jawaban, dan Bunda tetap baik baik disana, saya akan kabarkan nanti jika semua sudah membaik, atau malah sebaliknya.

Semua kemungkinan bisa terjadi, tak perlulah Bunda merisaukan puteramu yang nakal ini, hanya tak ingin merepotkan, dan belajar menerima kesakitan diluar dekapanmu Bunda, bukan tak ingin, hanya saja keadaan yang akan mengjariku cara menjadi seorang laki-laki.

Terimakasih for everithink bunda, you are my sun, you are my life, jaga kesehatan, dan saya akan tetap baik-baik disini, sampai ahirnya say kembali dengan mwmbawa kebahagiaan buat Bunda

Salam, dari puteramu yang nakal dan tak pernah nurut :D

Labels: 0 comments | | edit post

Mungkin masa ini adalah dimana masa yang mendefinisikan kekelaman sejarah hidup, rentang waktu yang aku lalui hanya dereyan pembunuhan waktu tanpa ada apa-apanya

Mengerikan memang, di usia produktif untuk berkarya tapi saya masih berkutat pada pencarian personalitas yang ambigu

Lain halnya dengan ketajaman otak ini semakin tumpul tanpa asahan
Batin tergrogoti dengan kesunyoan tanpa tepi

Entah apa yang terjadi, aku bilang ini kekalahan yang nyata

Belum terbentuk bayang dalam angan
Hanya sebatas menggeritu dan memaki keadaan

Ya, ini diriku dengan tumpukan sampah dan getah yang tak berguna

Tapi saya percaya, adahal sebenarnya yang bel bisa daya definisikan dengan kondisi pasca ini
Ini akan berat ini akan panjang

Maka aku akan pasang dada menghadapi semua, Tuhanku tak akan membiarkan aku mendekatinNya dengan tertatih

Aku harua berlali mengejar mimpi
Danmenemukan diriku dalam hangatnya kasih Tuhan

Malang, 19 Nopember 2015

Unknown

Bila aku menyeka sakit ini
Terenyuh sesak dalam dada
Rindu yng tak bercumbu
Cinya yang mulai merana
Ah itu hanya harap na nestapa

Tak kusadari jika ada janji
Lantas hatiku yg meminta
Hanya mengotori diri saja
Ah tak terbayang jadinya

Akan aku pilih dan kutindas
Krakter bekas yg pemalas
Merayu tuhan hanya untuk dipndang
Ah guraunmu nista

Hisap kretek dalam dalam
Jangan letakan senyumu pada hormat
Tk usah jadi gila hanya logika
Ini tentang Dia dan jutaan ciptaaNya

Percayalah...
Kau Tak akan pergi meninggalkanku
Kuatkan hatiku Cinta
Selalu benar Janjimu
Dan aku akan mengbdi Hanya karenaMu

Cinta...

Unknown

Masih ingat setahun yang lalu
Hujan pertama dimusim itu
Dia begitu dekat mendekapku
Kulucuti takutku akan rasa sakit dan dingin

Ku beranikan diri untuk melangkah
Membungkam asap kretek yg masih mengepul
Aku lepas kaki kaki kecilku untuk mengejar tetes itu
Sejuk menyeruak di ubun-ubun

Waktu itu hanya miliku
Tak ku halangi bodohku pada hiruk pikuk dunia nyata
Aku tertawa, gembira yang tercerca
Harapan terus membuncah indah

Kau kudekap erat
Hinggap diseluruh tubuh
Segar dan menawan
Lenyap semua hening dan nesta
Kutemukan dirimu dalam kedamaian

Sore itu aku merayu hujan...

Unknown

Jangan matikan ini walau sedetikpun
Biarkan otak ini berkreasi
Menyerap nutrisi
Menerka kondisi
Mengulasnya dalam bayang
Menhayalkan realita

Wahai raga, jagalah dia
Beri kesemptan
Berjalanlah beriringan
Dan jangan lupakan hati yang menunjukan jalanmu

Amin

Salam Think!!!

Tuhan memang selalu istimewa dalam kehidupan manusia, temasuk dengan segala perlakuanNya pada hambanya, dengan banyak pristiwa dan hikmah dibaliknya.

Tidak seorangpun menginginkan bàhàya atau musibah dalam kehidupan, tapi percayalah dengan adanya ujian dari tuhan adalah tingkat dimana anda akan naik level ke yang lebih tinggi.
Disisi lain musibah adalah peringtan, peringatan kita agar lebih hati-hati dan waspada.

Dalam tema ini, rasanya kurang tepat jika saya tidak menyinggung sedikit tentang sebuah kejadian yang menurut saya itu adalah peringtan tuhan agar saya mencintai hidup saya. Pada sore kemaren sekitar jam 13.00 siang, selepas dari ngetrip ke gunung, saya bergegas pulang, dan saya belum sholat dhuhur padahal jika dihitung mungkin waktu saya tidak cukup untuk sholat dhuhur sampai dirumah. Dalam kondisi tubuh yang letih dan agak mengantuk saya paksa untuk menggeber motor balik rumah, dalam perjalanan saya masih fokus dan tidak mengantuk, tiba-tiba dalam hitungan detik saya tersadar sudah terkapar dibopong warga ke tempat yang aman, sambil saya lihat apa yang terjadi ternyata saya dapati bekas kecelakaan yang saya alami parah sekali, tepat di depan rumah seorang warga deretan pagar bambu, besi penyangga papan iklan, pohon sebesar paha orang dewasa dan tanaman lain disekitar roboh porak poranda, saya hanya diam tanpa berkata-kata, bagaimana saya masih bisa hidup melihat kondisi tempat saya jatuh, penuh batu, helm saya terpental dan kaca mata saya pecah.. bagaimana bisa? Saya trus bertanya. Kalau logika saya mungkin sudah mati, patah tulang atau robek parah dibaian tubuh saya.

Tepat hari ini saya periksa lagi tubuh saya hanya capek, keseleo, dan sedikit lecet dibeberapa tempat, itupun tak sebegitu parah.

Disini saya berfikir kembali bahwa Tuhan memperingatkan saya dengan tidak mencabut nyawa saya dalam kondisi belum sholat dan bebrapa tanggungan saya pada orang tua saya. Semoga dengan adanya kejadian ini bisa jadi peringatan untuk kita, mati bisa datang kàpan saja dan dalam cara apa saja, maka menjaga dan menyayangi diri itu perlu, agar kita bisa bebas tnggung jawab kemnusiaan saat kita menghadap tuhan.

Salam kematian!!!