Unknown

Benar saja, kadang hujan tak mampu meredam keringnya hati yang pernah kamu singgahi kemudian di tinggal pergi

Heuheu

Tau ndak apa oleh2 liburan kemaren?

Sekali lagi adalah hal yang lahir dari manusia yang kadang kita menyebutnya kampungan, udik, ndak berpendidikan formal seperti kalian, Satu prinsip kehidupan, yang tidak bisa di kaji secara ilmu ekonomi, apalagi ilmu kapitalisme materialisme.

"Petani sejati adalah yang selalu siap untuk menanam, menanam, dan menanam, merawat dengan kesungguhan, masalah hasil itu tergantung kuasa Tuhan, karena sekuat apapun kita berusaha jika tuhan tidak meridhoi, maka pupus semua" begitupun dengan manusia hari ini, prinsip ini hampir langka, bahkan sengaja di hilangkan dari manusia modern yang katanya berperadaban, banyak yang lebih suka memanen daripada menanam, banyak juga yang dengan paksa memanen hasil orang lain dengan paksa, ah sudahlah zamannya juga sudah mulai instant.

Sama juga seharusnya manusia hari ini, mari menanam, menanam untuk hidup, menanam untuk peradaban yang lebih baik. Kalau hari ini kita belum bisa panen, suatu saat nanti pasti akan ada yang menikmati tanaman kita. Karena juga hari ini kita sering memanen apa yang manusia dulu tanam sebelum kita.

Menanam, menanam, dan menanam terus kebaikan, mari kita rawat dan kita jaga tanaman kita, kejahatan atau ketidak baikan itu sudah pasti ada, untuk panen serahkan saja sama penumbuh kehidupan, karena yang pasti yang menanam akan juga memanen.(entah itu dalam bentuk yang kebaikan yang berbeda)

Karang Poso, 30 Januari 2017

Unknown

"Mas, pernah lihat film yang ada vampir (china) nya?"
"Iya pernah, kenapa emang? Ada yang salah dengan vampir?
"Dalam mitologi nya se, vampir akan diam dan menuruti perintah jika keningnya di tempeli semacam jimat, atau tulisan ayat suci, kenapa vampir bisa begitu?"

(Sambil mengerutkan kening dan menghisap panjang rokok yang baru saja dinyalakan)
"Saya ndak paham dengan itu, kenapa bisa begitu, apa sebenarnya itu tempelan di jidat sehingga vampir bisa kembali hidup dalam kematian. Tapi satu hal hari ini yang saya pahami, banyak di sekitar kita vampir berjalan, iya mereka adalah manusia seperti kita, manusia yang di setempel jidatnya dengan jimat, jimat itu bisa berupa uang, jabatan, bahkan ayat suci (agama) mereka benar benar sudah menjadi vampir, yang setiap waktu siap menerkam siapa saja yang menghalangi kehendak majikannya, stempel ini begitu luar biasa, menjadikan manusia menjadi kehilangan akal dan logikanya, yang ada mereka hanya membabi buta pada nilai yang di anggap di luar nilai yang dia benarkan. Hehmmm.. rasanya sayang sekali kalau ahsani taqwim ini menjadi vampir, seharusnya mereka bisa menggunakan karunia Tuhan untuk menyadarkan dirinya. Bukan hanya mentaqlid kan apa yang dia percaya sebagai sebuah ajaran obsesi. Ilusi ilusi itu menjadi bumbu yang beraroma kuat untuk menghantam sesamanya, disemai dengan dogma dogma orang yang di anggap lebih mampu dalam segala hal. Begitu sepertinya, apa kamu paham?"

"Gak paham mas,hehehe"

"Yaudah sama tel, aku yo ndak paham"

Berbicara kuliner tentunya kita tau setiap daerah punya ciri khas makanan yang menjadi makanan keseharian atau makanan yang ada dalam momen tertentu, seperti halnya di Desa Dagangan, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Dalam kuliner daerah, selain rasa yang mungkin berbeda karena penggunaan bahan bumbu atau rempah ada juga yang karena bahan dasar dari masakan tersebut.
Nah, disini ada makanan unik dan agak unik dan ekstrim dari Desa Dagangan, apa aja itu?

1. Belalang
Mungkin sudah tidak asing kalau belalang bisa dimakan, disini belalang juga menjadi makanan favorit dari penduduk dagangan, mulai belalang sawah (berasan), belalang kayu, dan belalang gamboh (kadang bikin alergi gatal pada orang tertentu) rata rata di masak dengan di goreng kering, soal rasa jangan tanya, sudah pasti euenak, hehe

2. Jamur liar
Makanan ini tidak bisa didapat sembarang waktu, karena dia hanya tumbuh di musim hujan, rasanya yang lezat lebih dari jamur budidaya. Ada banyak jamur liar seperti jamur lunjuk, barat, terik, glatik, lot, ulan, gigit, kuping, dan jamur lumut. Rasanya gurih dan ada sensasi sendiri saat memakanya, pokoknya tidak ada yang bisa menyamai lezatnya, bisa di tongseng, tumis, atau juga di buat sayur. Awas ya guys, kalau cari jamur liar harus sama ahlinya, salah ambil bisa jadi dapat jamur beracun dan berakibat fatal untuk kesehatan.

3. Purot
Purut adalah salah satu tanaman perdu, masih satu keluarga dengan kunyit dan temulawak, biasa di temukan di hutan di bawah pohon rindang. Rasa dari purot ini lezat, dan baunya harum. Biasa di masak dengan di tumis, atau di sayur dengan kuah santan, maknyus pokoknya gan

4. Ares
Area adalah inti dari pohon pisang yang masih muda, yang berwarna putih dan mempunya tekstur yang lunak, biasanya dimasak dengan opor ayam, atau dengan ikan panggang kuah santan, jangan di tanya rasanya, sudah pasti enak.

5. Sambal lembing
Lembing ini bukan untuk olah raga ya gan, lembing ini sejenis walang sangit, atau hama tanaman padi, rasanya agak sedikit pedas, dengan bau menyengat yang.khas, biasa di campur sambal cabai hijau, di padukan dengan sayur menit (bayam)

6. Sambal kepik
Kepik masih satu keluarga dengan belalang, bedanya adalah di bentuk, yang cenderung pipih dengan warna khas orange, biasa hidup di pucuk pohon kesambi. Kepikiran ini bisa di goreng atau juga di pakai campuran sambal, duh rasanya mantav, yang gak biasa ini kayak kita cium bau spiritus atau bau oli samping motor dua tak, hahaha

7. Emping
Eits, ini bukan kerupuk emping melinjo ya, emping ini makanan yang berbahan dasar  padi ketan gogo (ladang) yang belum tua. Cara memasaknya adalah dengan di sangrai, kemudian di tumbuk biar kulit pastinya terpisah dan berasnya jadi empuk, setelah itu beras yang sudah ditumbuk di campur dengan parutan lelapa, duh mantap sekali ini bos, rugi kalau tidak mencobanya. Tapi sayang makanan ini hampir punah karena faktor zaman, dan rumitnya cara pembuatannya.

8. Rujak mengkudu
Tentu bagi sebagian orang mengkudu ini menjijikan karena baunya yang tidak sedap, tapi bagi orang tua disini itu bisa disulap jadi makanan yang nikmat, mengemudi yang sudah hampir masak, di campur dengan jantung pisang kemudian ditumbuk dan di campur dengan bumbu yang terdiri dari terasi bakar, cabai merah, garam dan sedikit gula. Bagaimana rasanya? Well, bikin lidah bergoyang copy

9. Rujak Jambu Mente
Mungkin bagi sebagian orang tuban makanan ini ada yang tidak asing, karena daerah tuban banyak di tumbuh tanaman jambu mente ini, rujak jambu mente ini terdiri dari jambu mente, mentimun, nanas, dan juga belimbing, tergantung mau di oplos dengan buah apa. Kemudian untuk bumbunya adalah kacang tanah di uleg halus, tambahkan garam, cabai, dan bawang goreng. Duh nikmat sekali ini dimakan di siang hari dengan cemilan tambahan berupa kerupuk palembang, nancep lezatnya geng.

Itu geng  9 kuliner unik dan ekstrim dari Desa Dagangan, rasanya yang lezat terpadu dengan sensasi nya, pasti bikin kalian ketagihan, dan kalau mau coba silahkan datang di sini, karena hanya ada di Desa Dagangan loh, hehehe

Disini waktu berjalan lambat, ndak seperti ne kono kae

Manusia tidak ada yang gopoh (terburu buru), begitu indah ritme kehidupan, disini hampir tak mendengar bunyi kelakson kendaraan bermotor, tidak ada orang gontokan di jalan, bukan tidak ada ranmor, hampir tiap kepala pegang ranmor, klakson hanya sesekali bunyi, banyak bunyi kadang hanya untuk nyenengin balita yang lagi rewel.
Semakin heran saya, ditengah hiruk pikuk semrawutnya kondisi ekonomi negeri, harga bbm naik, sembako naik, pupuk mahal, benih mahal, harga panen murah, dan sementara dapur harus tetap mengepul, mereka masih santai saja, tidak ada kesan kehidupan sosial mengejarnya.
Mereka manusia yang purna, walau keterbatasan pendidikan dan teknologi tak menjamah kehidupan desa.
Satu hal yang menjadi perhatian saya, kenapa mereka bisa se damai ini?
Ternyata rahasianya adalah kehidupan yang sederhana, tanpa gengsi, dan nerimo eng pandum, ndak ada jeratan rentenir, kredit ini itu, ranmor, rumah, usaha.
Bagi mereka, ya beginilah kehidupan, hanya mengkonsumsi apa yang di butuhkan, ndak pakai kemenyek harus kerja rapi tidak kepanasan dan pastinya gaji yang besar.
Bukan mereka tidak mampu bangun rumah beton atau sekedar beli mobil keluaran terbaru, untuk hal begitu cukup jual 5- 10 sapi saja dapat, hidup bagi mereka tidak harus ngoyo mengejar kekayaan, mereka tidak sakit dan bisa bantu sesama saja sudah alhamdulillah.
Saya jarang dapatkan hal seperti ini di kota metropolitan sana, disana hidup terasa sempit, individualisnya tinggi, semua serba di kejar waktu, di kejar target, banyak orang yang tatapanya nanar, banyak kriminal, dan yang paling banyak adalah hilangnya kepercayaan dengan sesama, disegel dengan kertas, surat surat, sertifikat, dan materai 6000 yang bertebaran.

Ah, macam ini kehidupan, dan hari ini masih jadi penonton berjalanya peradaban.
Semoga selalu ada kebahagiaan untuk jiwa jiwa yang mulai tergadai oleh materialisme.

Hari ini sedang menjadi mainstream membandingkan dua hal pilihan yang sebenarnya dua duanya tidak untuk dipilih atau di jadikan tolok ukur, dan hal seperti jamak terjadi di kehidupan sosial kita, termasuk di media sosial.
Dan tanpa sadar kita juga menjadi bagia yang ikut menyebarkan sesat faham yang seperti ini.
Contoh kongkrit dari kasus ini adalah, lebih baik terlambat dari pada tidak, (yang benar adalah terlambat itu tidak baik), ex lebih baik ngemis/ngamen daripada nyopet atau ngerampok (ada nilai yang lebih bagus sebenarnya untuk di perbandingkan, seperti kerja serabuatan, nguli atau apapun) ini hanya sedikit contoh perbandingan yang sebenarnya tidak tepat, belum lagi yang menyangkut masalah prinsipil seperti lebih baik pemimpin kafir tapi tidak korupsi, ini juga tidak tepat, yang tepat adalah pemimpin seiman tapi tidak korupsi.
Perbandingan perbandingan seperti ini terjadi karena beberapa hal, pertama, karena kondisi dimana kemalasan berfikir dan bertindak, ada hal yang sebenarnya lebih tinggi nilainya dari pada hal baik yang di perbandingkan. Kedua, kadang untuk mencapai sesuatu hal ini juga di terapkan, bahkan sangat picik dan licik, perbandingan yang tidak seharusnya di gunakan untuk menyerang sebuah kepercayaan, golongan, dan sebagainya, membandingkan mending jadi muslim a dari pada muslim b, padahal kita masih bisa menjadi c, d atau yang lain.
Yang ketiga adalah ketika penerima sudah dengan sukarela menerima tanpa mempertimbangkan hal yang lebih tinggi nilainya, maka ini akan menjadi konstruk sosial, dimana keengganan untuk mencari nilai lain akan sulit.

Hal hal seperti ini timbul karena kesempitan berpikir, cara pikir, penerimaan pengetahuan dari luar golongan, keluar dari pakem nilai otak, maka sangat gampang terjadi gesekan, gampang terbakar dan meledak dalam menyikapi beberapa persoalan yang menghampirinya.
Maka menurut hemat penulis, tabayyun itu perlu, berfikir logis itu perlu, sehingga dalam menerima informasi kita masih mempertimbangkan untuk di cerna dalam otak, kemudian tertuang dalam bentuk aksi nyata.

Nanti kamu gak percaya kalau kopi saya hitam dan gak pakai pemanis, karena kopi bukan hanya soal rasa dan warna, atau suasana dan dengan siapa

Bagi saya, ada tiga alasan yang menyebabkan saya betah di warung kopi, pertama memang saya penikmat kopi, kedua, saya menemukan sebuah dunia, dimana waktu terasa berhenti sejenak, melihat manusia muda yang sedang mencoba menyeimbangkan hidupnya, dan ketiga ada nilai silaturahmi luar biasa dalam suasana, ada ilmu pengetahuan, ada masalah yang kadang gak pakai solusi, dan yang paling banyak adalah jomblo tanpa pasangan, heuheu

#kopi
#ngopi
#indonesia
#trackingpoints

Iya, dia yang duduk termenung memandang layar monitor pc, menyandarkan kepalanya pada tangan, dan sesekali menutup mulutnya.

Kaca mata menghiasi bola matanya yg tajam
Sesekali dia melepanya, mungkin karena lelah
Saya sudah puluhan kali ke kantor ini, tapi baru kali ini aku berjumpa dengannya,
Sosok yang anggun, dengan hijab sederhana tapi masih terlihat modis.

Tidak ada kesempatan bicara, karena kita beda dalam urusan saya, hanya saling tatap dan sedikit senyum, yang terasa mengalihkan penat nya laporan akhir Tahun.

Glodak, glodak, jalan berlubang, ternyata tadi cuma mimpi :-) :-) :-) Hahaha