Bebarapa waktu dan sampai hari ini, bekerja adalah hal mutlak yang di inginkan saat sudah menjadi sarjana, banyak sekali pengangguran di negeri ini, sarjana susah mendapatkan pekerjaan, mereka ahirnya bingung, stres, tertekan dan banyak juga yg ahirnya bantir setir.
Berangkat dari pengalaman, banyak teman-teman menghubungi saya, menanyakan apakah ada lowongan pekerjaan di tempat saya bekerja, atau bahkan minta kepada saya untuk di ajak bekerja, dan jadi apapun.
Pekerjaan saya saat ini di bidang konstruksi, tentunya paham apa saja pekerjaan yang ada di proyek. Piramida kepemimpinan pasti ada, dan yang paling bawah dan yang paling banyak adalah pekerjaan kasar, seperti kuli dan tukang. Walaupun saya tidak pernah bekerja fisik berat, tapi saya tidak tega jika harus melihat teman teman saya jadi bawahan saya, dan resikonya adalah saya tegur, bahkan saya berhentikan dari pekerjaan.
Yang harus di pahami adalah, pekerjaan itu goal nya adalah beres nya pekerjaan, keuangan, volume, dan target waktu. Nah kalau sampai tidak selesai maka akan berisiko pada semua pihak yang terlibat.
Jadi hemat saya, bekerja itu adalah komitmen besar, terlepas apa itu pekerjaan nya
Banyak teman teman yang mengiyakan walaupun jadi kuli, makanya saya gak gak begitu paham dengan alasan mereka, yang pasti mereka seperti itu karena tekanan besar, dari banyak pihak.

Bersambung...

Unknown

Ada banyak jalan yang di tempuh manusia untuk menggapai kebahagiaan, jalan yang di lewati satu orang dengan orang lain ada yang sama ada yang berbeda, yang paling pasti adalah cara untuk melewatinya
Kita sering melihat keindahan jalan yang orang lain tempuh, terlihat mudah, dan indah, itu hanya penglihatan, kalau mau lebih jujur dan menanyakan kebenarannya maka jalan itu kadang rumit, berliku dan menyebalkan
Kenapa begitu? Dalam istilah jawa ada namanya sawang sinawang, dan yang saya pahami sawang sinawawang adalah kita sering kali melihat orang lain lebih bahagia, lebih mudah kehidupan nya, lebih enak kerja nya. Padahal sebenarnya setiap tindakan punya konsekwensi, tergantung bagaiman sikap seseorang menyikapi itu.

Unknown

Aku tak mengenalnya
Orang tua yang melahirkan negara ku
Mereka Menghidupkan nyanyian harapan
Memberikan kepercayaan kalau bangsa ini ada
Janji janji kemerdekaan manis

Mereka orang tendensius
Mereka suka berkhayal
Mereka, memaksa Tuhan untuk menuruti semua doa
Mereka setia pada jiwa jiwa yang hampa

Bila mana semua menguap
Layaknya angin malam
Semakin berhembus semakin kencang
Dan tercium sudah bau bangkai nya

Mereka kini

Mereka di hianati anak kandung kemerdekaan
Mereka dipaksa menangis di sorga
Mereka bahagia dengan penyesalan

Kemerdekaan yang di harap
Kini hanya tetap janji janji
Pelayanan negara menjadi buas
Menjadi rakus
Menjadi tamak
Menjadi beringas

Memanfaatkan kemerdekaan dengan menghamba
Mendamba hidup yang kelihatan mata
Buhul hitam bertiup
Darah kembali ditumpahkan
Bukan untuk melanjutkan kemerdekaan
Tapi untuk melanggengkan penjajahan

Tuhan maha baik, dengan segala cuci cuci
Dengan segala uji uji
Dengan segala tirakat
Dan dengan segenap rasa ketuhanan