Aliran-aliran dalam Ansos dikategorikan menjadi 4 macam yaitu :
1.         Fungsionalis
Aliran ini dalam menjelaskan peristiwa atau realitas sosial lebih bersifat rasional dan pragmatis. Berorientasi pragmatis artinya, berusaha melahirkan pengetahuan yang dapat diterapkan. Berorientasi pada pemecahan masalah
yang berupa langkah-langkah praktis untuk pemecahan masalah praktis juga. Lebih mendasarkan pada rekayasa sosial.
2.         Strukturalis
Analisisnya menekankan pada konflik struktural, bentuk-bentuk penguasaan dan pemerosotan harkat kemanusiaan. Kesadaran manusia dianggap tidak penting justru yang dianggap penting hubungan-hubungan struktural yang terdapat dalam kenyataan sosial yang nyata. Aliran ini sangat obyektif, positivis, tanpa pertimbangan adanya perasaan, kesadaran, emosi, dll.
3.         Fenomenologis
            Aliran ini memahami kenyataan sosial menurut apa adanya, yakni mencari sifat yang paling dasar dari kenyataan sosial menurut pandangan subyektif dan kesadaran seseorang yang terlibat langsung dalam peristiwa sosial. Pendekatannya cenderung nominalis dan antipositivis yang dilakukan aliran ini hanya mengganti dan menuliskan kembali realitas yang ada tanpa keberpihakan dan empati. Aliran ini dianggap tidak jelas dan banyak dimusuhi aliran lain.
4.         Humanis
Aliran ini cenderung menekankan perlunya menghilangkan atau mengatasi berbagai pembatasan tatanan sosial yang ada. Kesadaran manusia dilihat telah dikuasai atau dibelenggu oleh suprastruktur ideologis yang ada diluar dirinya yang menciptakan pemisah antara dirinya dengan kesadarannya yang murni. Analisisnya lebih melihat budaya dan kesadaran manusia sebagai sebab dari masalah yang muncul.

Contoh Kasus :
            Pada sebuah perusahaan sepatu terjadi konflik antara buruh dan pengusaha karena pemberlakuan lembur dengan insentif tidak memadai. Lembur tesebut diberlakukan untuk memenuhi target produksi bulanan yang ordernya meningkat tajam. Dalam aksi demonstrasi, sebagian buruh di bagian penyimpanan barang tidak mau terlibat karena masalah tersebut tidak terjadi di divisinya. Pihak SPSI sendiri tidak mau mengakui aksi yang dilkukan buruh produksi karena ketentuan lembur dengan upah minim ini telah diakui oleh pihak Disnaker. Akhirnya aksi tersebut berakhir tanpa hasil yang diharapkan buruh, setelah tentara datang dan membubarkan aksi tersebut dengan kekerasan dan penangkapan.


Jangan Bicara kalau Tak Paham Duduk Perkara..!
0 Responses

Post a Comment