Aku masih disini berdiri, 
tak pernah terbangun aku dari mimpi itu
mimpi yang mampu untuk aku pahami,
sayatan demi sayatan menggores disana sini, 
tapi entahlah untuk yang ini, kenapa tetap tak terhenti
walao badai itu datang silih berganti

coba lihat di ujung daun sana, hijau dan cerah, tawarkan sejuta racun yang mematikan, ketika tanpa ragu kita akan menggenggamnya, walau hanya sedikit yang terasa pahit.
mulai itulah daun berjajar,

menjoba menyelami dinginya sinar mentari yang semakin membasahi hati yang kelu, mungkin itu hanya ego sendu,
dan kadang akupun tau memang itu,

cobalah berputar untuk yang terahir kalinya, maka akan kau temukan jalan itu, nyata dan tanpa bisa dibendung, begitu berat menahan keyakinan dan prinsip hati, saat dibenturkan realita yang tak dipahami, atau mungkin itu hanya alasan kenapa aku tak mati.
0 Responses

Post a Comment