SETAN DAN PENDETA SAMAAN
Oleh: Kahlil Gibran

Orang-orang menganggap pendeta Samaan sebagai pembimbing spiritual dan persoalan teologi, karena ia seorang yang menguasai sumber informasi dosa2 yang tak dapat diampuni dan dosa2 yang berat sekali dan benar2 mengetahui persoalan surga, neraka dan siksa kubur.
Misi pendeta Samaan di lebanon Utara adalah untuk mengembara dari satu dusun ke dusun yang lainnya, berkhotbah dan mengobati orang dari penyakit jiwa dan menyelamatkan mereka dari jebakan setan yang mengerikan. Yang mulia pendeta Samaan tanpa henti berperang melawan setan.
Masyaraka menghargai dan menghormati pendeta ini, dan selalu patuh untuk membeli nasihat atau doanya dengan emas dan perak; dan setiap panen mereka akan memberinya buah2an terbaik dari ladang2 mereka.
Suatu sore di musim gugur ketika pendeta Samaan berjalan menuju ke dusun terpencil lagi sepi, melewati lembah dan bukit, ia mendengar tangisan pilu yang muncul dari selokan di sisi jalan. Ia berhenti dan melihat asal suara itu, dan melihat seorang laki2 tanpa pakaian rebah di atas tanah. Darah terus mengucur dari luka yang menganga di kepala dan dadanya. Ia menangis minta tolong, dan berkata," Selamatkanlah aku, bantu aku. Berkahi aku, aku sedang sekarat."
Pendeta Samaan melihat dengan kebingungan pada penderita itu dan berkata sendiri," Orang ini pasti seoarang pencuri. Ia mungkin mencoba merampok musafir dan gagal. Seseorang melukainya, dan aku takut bila ia mati aku yang akan dituduh membunuhnya." Setelah mempertimbangkan situasi, ia melanjutkan perjalanan. tapi laki2 sekarat menghentikannya, berteriak," Jangan tinggalkan aku! aku sedang sekarat!"
Kemudian sang pendeta merenung kembali dan wajahnya menjadi pucat karena manyadari bahwa ia menolak untuk menolong. Bibirnya bergetar, tapi ia berkata sendiri,"Ia pastilah orang gila yang mengembara dan berkeliaran.
Melihat lukanya begitu menakutkanku; apa yang harus kulakukan? tentu saja dokter jiwa tidak bertugas mengobati tubuh yang luka." Pendeta Samaan melanjutkan jalannya beberapa langkah ketika orang yang hampir jadi mayat itu mengerangkan6- rasa sakit yang melumatkan jantung batu karang dan ia bicara terengah2," Mendekatlah padaku! Kemarilah, karena kita telah bersahabat lama. Engkau pendeta Samaan, penggembala yang baik, dan aku bukanlah pencuri atau orang gila. Mendekatlah, dan jangan biarkan aku mati di tempat terpencil ini. Kemarilah, aku akan ceritakan kepadamu siapa aku ini sebenarnya
Pendeta Samaan mendekati laki2 itu, berlutut dan memandang tajam padanya; tapi ia melihat wajah asing dengan sifat yang berlawanan; ia melihat kecerdasan dengan kepicikan, keburukan dengan kecantikan, dan kekerasan dengan kelembutan. Ia mundur cepat sekali, dan berteriak," Siapa kau?" Dengan suara lemas, laki2 sekarat itu berkata," Jangan takut padaku pendeta karena kita berteman erat lama sekali. Tolonglah aku untuk berdiri dan bawalah aku ke sungai terdekat dan bersihkan lukaku dengan kainmu. "Pendeta Samaan menyelidik, Katakan padaku siapa kamu, karena aku tidak mengenalmu, bahkan belm pernah sekalipun melihatmu."     Laki2 itu membalas dengan suara memelas," Engkau tau siapa aku! Engkau telah melihatkau seribu kali dan engaku berkata padaku setiap hari. Aku lebih kausayangi daripada hidupmu sendiri." Dan pendeta membantah dengan kerasnya," Engkau penipu! Seorang yang baru sekarat mestinya berkata benar. Aku belum pernah melihat wajah setanmu seumur hidupku. Katakan padaku siapa dirimu, atau aku akan membiarkanmu mati menderita kandas dalam pelarian hidupmu sendiri
Laki2 yang terluka itu bergerak pelan memandang mata sang pendeta, di bibirnya muncul senyuman mistis; dan dengan suara rendah, dalam dan halus ia berkata," Aku Setan."
Mendengar kata menakutkan ini,pendeta Samaan berteriak ketakutan hingga menggetarkan sudut2 lembah; kemudian ia melotot, dan menyadari bahwa tubuh sekarat itu, dengan perubahan sangat aneh, berangsur2 menjadi serupa benar dengan gambar setan yang digantung di gereja desa.
ia gemetar dan setengah berteriak, ia mengatakan," Tuhan telah menunjukkan padaku wajah burukmu dan pantas aku membencimu. terkutuklah kamu selamanya! Kambing yang koyak harus dihancurkan oleh sang gembala agar ia tak menulari kambing2 yg lain!"
Setan menjawab," Jangan terburu2, pendeta, dan jangan berbicara lagi. Waktu begitu cepat berlalu. Kemarilah dan obati lukaku sebelum hidup meninggalkan tubuhku."
Namun pendeta itu membalas dengan ketusnya," Tangan yang berkorban setiap hari untuk Tuhan,haram menyentuh tubuh yang keluar dari neraka. Engkau harus mati terkutuk oleh lidah2 masa lalu dan bibir2 kemanusiaan, dan inilah balasan dari sumpah yang engkau ikrarkan untuk merusak semua kebaikan."
Setan bergerak dalam kesedihan yang mendalam, berdiri disikunya, dan menjawab," Engkau tidak tau apa yang kaukatakan, kau tak mengerti kejahatan yang engkau lakukan pada dirimu sendiri. Dengarlah, karena aku akan menceritakan kisahku. Hari ini aku berjalan sendiri di lembah terpencil ini Ketika aku mencapai tempat ini,sekawanan malaikat turun dari langit untuk menyerang, dan menghantamku dengan keras sekali; kalau saja salah satu dari mereka tak membawa sebilah pedang berkilauan dengan dua ujungnya yang tajam sekali;aku pasti dapat menghalau mereka, tapi aku tak mampu melawan pedang brilian itu.
" Setan berhenti berkata untuk sementara, ketika ia menekan tangannya yang bergetar di atas lukanya. Kemudian ia melanjutkan, " Malaikat bersenjata pedang itu - aku yakin dia itu Mikail - seorang gladiator ulung. kalau aku tidak melemparkan diriku ke tanah yang ramah dan berpura2 telah mati terbunuh, ia tentu akan mencabik2ku sampai mati mengenaskan.
"Dengan suara kemenangan, dan memandang ke langit, pendeta itu memuja," Semoga nama Mikail mendapat berkah, yang telah menyelamatkan kemanusiaan dari musuh keji ini."
Namun dengan cepat setan menyela," Penghinaan ku terhadap kemanusiaan tak lebih kejam daripada kebencianmu pada dirimu sendiri. Engkau memberkahi Mikail, yang tak pernah datang menolong dirimu. Engkau mengutukku di saat aku kalah, bahkan meskipun aku telah menjadi, dan akan tetap menjadi, sumber ketenteraman dan kebahagiaanmu. Engkau menolak memberkahiku, dan tak mengulurkan kebaikanmu. Padahal engkau hidup makmur dibawah bayanganku. Engkau menjadikan keberadaanku sebagai alasan dan senjata untuk karirmu, dan engka menggunakan namaku untuk membenarkan perbuatan2mu.
Apakah masa laluku tak membuatmu membutuhkan aku sekarang dan esok? Sudahkan engkau meraih tujuanmu untuk mengumpulkan kekayaan? Bukankah engkau dapat mengumpulkan emas dan perak dari pengikut2mu dengan menggunakan kerajaanku sebagai ancaman?
" Tidakkah engkau menyadari bahwa engkau akan mati bila aku juga mati? Apa yang akan engkau lakukan esok lusa bila engkau biarkan aku mati hari ini? Pekerjaan apa yang akan engkau kejar bila namaku menghilang?
Selama puluhan tahun engkau menjelajahi desa2 dan memperingatkan manusia agar tak jatuh ke dalam tanganku. Lalu mereka membeli nasihatmu dengan dinar mereka yang cuma sedikit dan dengan hasil bumi. Apa yang akan mereka beli darimu besok lusa, bila mereka tahu musuh jahat mereka telah tak ada lagi?
pekerjaanmu akan mati bersamaku, karena orang akan selamat dari dosa. Sebagai pendeta,tidakkah engkau sadari bahwa keberadaan setanlah yang telah melahirkan Gereja?
Permusuhan lama itu adalah tangan rahasia yang mengalihkan emas dan perak dari kantong dan deposit para pengikut setia ke dalam kantong para pengkhotbah dan pendakwah. Bagaimana engkau dapat membiarkan aku mati disini, ketika engkau tahu bahwa itu pasti aku menyebabkan engkau kehilangan harga diri gerejamu, rumahmu dan kehidupanmu?"
Pendeta, engkau terhormat, tapi dungu. Aku akan membukakan untukmu sejarah keimanan, dan didalamnya engkau akan menemukan kebenaran yang menggabungkan dua diri kita, dan mengikatkan kehidupanku dengan kesadaran dirimu.
"Pada jam pertama dari permulaan waktu, seorang laki berdiri menghadap matahari, membentangkan kedua tangannya dan berteriak untuk yang pertama kali," Di balik sana ada Tuhan yang penuh cinta, kebaikan dan keagungan." Laki2 itu memutar punggungnya ke lingkaran cahaya besar dan melihat bayangannya di bumi, dan ia berteriak," Didasar bumi ada Setan yang mencintai kejahatan."
"Kemudian laki2 itu berjalan menuju gua, dan berbisik pada dirinya sendiri, Aku berada di antar dua kekuatan yang berbenturan, kepada yang satu aku harus berlindung, dan yang lainnya aku harus berperang.' Waktu terus melaju sementara manusia berada di antara dua kekuatan, yang satu ia berkahi karena ia memujinya dan yang satu ia kutuk karena mengancamnya. Tapi sebenarnya ia tidak pernah merasakan arti berkah atau kutukan itu; karena ia di antara keduanya, seperti pohon di antara musim panas, ketika berbunga, dan musim dingin, ketika menggigil.
"Ketika manusia menyaksikan terbitnya fajar peradaban, yang tidak lain adalah pemahaman dan kesadaran, lahirlah keluarga sebagai satu kelompok. Kemudian muncullah suku2, dan pekerjaan dibagi menurut kemampuan dan bakat2nya; satu suku mengolah tanah, yang lainnya membangun rumah, yang lainnya lagi memintal baju atau menjadi pemburu.
Sesudah itulah ketuhanan tampil di muka bumi, dan karir ini pertama yang dijalani oleh laki2 yang tak memiliki keinginan atau kebutuhan penting. "Setan berhenti berkata sesaat. Kemudian ia tertawa dan kegembiraannya menggetarkan lembah sepi itu, tapi tawa tersebut mengingatkannya akan lukanya, dan ia meletakkan tangannya di atas luka yang memedihkan itu. ia menguatkan dirinya dan meneruskan,
"Ketuhanan muncul dan tumbuh di muka bumi dengan cara yang ganjil." "Konon dahulu kala ada seorang laki2 dari suku pertama bernama La Wiss. Aku tak tahu nama aslinya. Ia mahluk cerdas,tapi sangat lamban dan ia jijik dengan pekerjaan mengolah tanah, membangun rumah, merumputkan ternak atau apa saja yang membutuhkan gerakan badan atau pengerahan tenaga. Dan karena makanan, waktu itu, tak dapat diperoleh kecuali dengan kerja keras, La Wiss tidur terus dengan perut kosong.
"Suatu malam di musim panas, ketika seluruh anggota suku berkumpul dipondok kepala suku, membicarakan hari2 mereka dan menunggu saat beranjak tidur. Tiba2 salah seorang dari mereka melompat, menunjuk kelangit dan berteriak,mengatakan ," Lihatlah dewi malam itu! Wajahnya gelap, dan kecantikannya hilang. Ia berubah menjadi hantu hitam yang menggantung di kubah angkasa!"
"Saat itulah, La Wiss, yang sudah pernah melihat gerhana sebelumnya, dan mengerti sebabnya, maju melangkahkan kakinya untuk memanfaatkan kesempatan ini. Ia berdiri di tengah kerumunan,mengangkat tangannya ke langit, dan dengan suara kuat dia berkata, "Berlututlah dan berdoalah,karena setan dewa kegelapan sedang bertempur dengan dewa malam yang menerangi. Bila setan mengalahkannya, kita akan mati; tapi bila dewa malam berjaya atasnya, kita akan tetap hidup. Sekarang berdoalah dan beribadahlah. Lumuri wajahmu dengan tanah, tutup matamu, dan jangan mengangkat kepala menghadap ke langit, karena siapa yang menyaksikan pertempuran dua dewa itu akan buta dan gila, dan akan tetap buta dan gila seumur hidupnya! Tundukkan kepalamu, dan dengan segenap hatimu dukunglah dewa malam melawan musuhnya, musuh yang mematikan!"
"La Wiss terus berbicara, menggunakan banyak kata2 yang tak jelas yang ia ciptakan sendiri, yang mereka belum pernah dengar sebelumnya. Setelah penipuan lihai ini,ketika bulan kembali terang seperti sebelumnya, La Wiss mengangkat suaranya lebih keras ketimbang sebelumnya dan berkata dengan mengesankan, "Bangkitlah sekarang, dan lihatlah dewa malam yang telah mengalahkan musuhnya. Ia melanjutkan perjalanannya di antara bintang2.
BIarlah ia tahu bahwa melalui doamu engkau telah menolongnya mengalahkan setan kegelapan. Ia lebih bahagia sekarang, dan lebih terang daripada sebelumnya."
Orang2 itu bangkit dan memandang bulan yang bersinar penuh lagi berseri2. Ketakutan berubah menjadi ketenteraman, kebingungan sekarang menjadi kegembiraan. Mereka mulai menari dan menyanyi dan memukul2kan tongkat mereka ke lempeng besi, memenuhi lembah dengan keriuhan dan teriakan.
"Malam itu, kepala suku memanggil La Wiss dan berkata kepadanya," Engkau telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan manusia. Engkau telah menunjukkan pengetahuan rahasia yang tak dimengerti di antara kami. Mewakili kehendak rakyatku, engkau kuangkat menjadi anggota tertinggi, setelah aku, dalam suku ini. Aku laki2 terkuat, dan engkau yang terbijak dan terpandai. Engkau adalah penghubung antara rakyatku dengan dewa2, yang hasrat dan keinginannya dapat kautafsirkan, dan engkau akan mengajari kami segala sesuatu yang penting untuk mendapatkan berkah dan cintanya."
"La Wiss dengan liciknya meyakinkan,' Apa pun yang dikatakan oleh Tuhan kepadaku dalam mimpi2 suciku akan kuungkapkan kepadamu saat terjaga, dan engkau akan percaya diri bahwa aku akan menghubungkan secara langsung antara engkau dan dia.
'Kepala suku dapat diyakinkan, dan memberi LaWiss dua kuda, tujuh anak sapi, 70 kambing dan 70 anak kambing; dan ia berkata kepadanya, 'Rakyat suku akan membangun sebuah rumah megah untukmu, dan kami akan memberikan sebagian hasil panenan setiap musim agar engkau dapat hidup sebagai tuan yang terhormat dan dihargai.'
"La Wiss berdiri dan mulai melangkah pergi, tapi kepala suku mencegahnya, berkata,' Siapa dan apa yang engkau panggil Tuhan itu? Siapakah pemberani yang dapat mengalahkan dewa malam yang jaya itu? Kami belum pernah mengetahui sebelumnya.'
La Wiss mengusap keningnya dan menjawab, 'Tuanku yang terhormat, dzaman dulu, sebelum manusia diciptakan,semua dewa hidup dengan damai bersama2 di dunia yang lebih tinggi di balik bintang2 itu.
Tuhan dari dewa2 itu adalah ayah mereka, yang mengetahui apa yang tidak mereka ketahui,dan melakukan apa yang tak dapat mereka lakukan. Ia menyimpan untuk dirinya sendiri rahasia2 ketuhanan yang melampau hukum2 abadi. Tetapi, pada masa ketujuh zaman keduabelas, ruh Bahtaar, yang membenci Tuhan dewa besar,memberontak, berdiri di hadapan ayahnya, dan berkata,'Mengapa engkau menjaga sendiri kekuasaan atas semua mahluk,menyembunyikan dari kami rahasia2 dan hukum2 alam semesta? Bukankah kami ini anaknya yang mempercayaimu dan yang berbagi pengetahuan dan jiwa abadi bersamamu?'
"Tuhan dewa menjadi marah dan berkata,' Aku harus menjaga sendiri kekuatan dasar dan kekuasaan terbesar dan rahasia2 penting, karena aku adalah awal dan akhir.'"Bahtaar menjawabnya dengan mengatakan,' Bila engkau tak berbagi denganku kekuatan dan kebesaranmu, aku dan anak2kudan anak dari anak2ku akan memberontak melawanmu!"
Saat itu, Tuhan berdiri di atas.singgasananya di surga.tertinggi, mengacungkan sebilah pedang, dan menarik matahari sebagai perisai;
dengan suara yang menggoncangkan semua sudut2 keabadian ia berteriak, mengatakan,  Turun, engaku pemberontak ke dunia bawah yang suram di mana kegelapan dan kepedihan menjadi sahabatmu! Di sana engkau akan terus diasingkan, mengembara sampai matahari berubah menjadi abu dan bintang2 bertebaran bagai debu!" Waktu itu, Bahtaar turun dari dunia atas menuju dunia bawah, di mana semua ruh2 jahat menghuni. Lalu, dia bersumpah dengan rahasia hidup bahwa ia akan menyerang ayahnya dan saudara2nya dengan menjebak setiap jiwa yang mencintai mereka.'
"Ketika kepala suku mendengarkannya, jidatnya berkerut dan wajahnya menjadi pucat. Ia mengajukan pertanyaan, 'Jadi dewa jahat itu namanya Bahtaar?' dan La Wiss menjawab,' Namanya adalah Bahtaar ketika dia di dunia atas, tetapi ketiak ia memasuki dunia bawah, ia menggunakan berbagai nama: Baalzaboul, Satanail, Balial,Zamiel, Ahriman, Mara,Abdon,Iblis dan terakhir yang paling terkenal, Setan.'
"Kepala suku berulangkali mengucapkan kata 'setan' dengan suara bergetar yang terdengar seperti suara ranting2 kering yang ditiup angin; kemudian ia bertanya,' Mengapa setan membeci manusia sebanyak ia membenci dewa2 " La Wiss menjawab dengan cepat,' Ia membenci manusia karena manusia keturunan saudara laki2 dan saudara perempuan setan. 'Kepala suku berteriak,' Jadi setan adalah saudara sepupu manusia?' Dalam suara yang bercampur antara bingung dan jengkel, La Wiss menjawab, ' Ya tuan, tapi ia adalah musuh terbesar mereka yang memenuhi hari2 mereka dengan penderitaan dan malam2 mereka dengan mimpi2 yang menakutkan. Ia adalah kekuatan yangmengarahkan badai pada rumah2 mereka, dan membawa kelaparan di atas kebun2 mereka, dan penyakit atas mereka dan binatang2 mereka. Ia adalah dewa jahat lagi kuat. Ia keji dan bergembira saat kita menderita, dan bersedih hati tatkala kita bergembira. Kita harus, melalui pengetahuanku,mengawasi dia dengan seksama, untuk menghindari kejahatannya; kita harus mempelajari sifat2nya, agar kita tidak melangkah ke dalam jebakannya.'
"Kepala suku bersandar di atas tongkat kebesarannya dan berbisik, mengatakan,' Aku sekarang mengerti rahasia terdalam dari kekuatan aneh yang mengarahkan badai menuju rumah2 dan membawa sampar kepada ternah kita. Rakyat harus tahu apa yang sekarang aku ketahui, dan La Wiss akan di berkati, dihormati dan dipuja karena mengungkapkan misteri musuh mereka yang kuat, dan membimbing mereka menjauhi jalan setan.'
"La Wiss meninggalkan kepala suku dan pergi beristirahat, bergembira atas kepalsuannya, dan mabuk dengan anggur kesenangan dan fantasinya. Untuk pertama kali, kepala suku dan rakyatnya, kecuali La Wiss, menjalani malam2 dalam tidur mereka dengan hantu2 menakutkan, dan mimpi2 yang mengganggu."
Setan berhenti berbicara untk sesaat, sedangkan pendeta samaan memandangnya dengan pandangan liar, dari bibir pendeta itu muncul senyum mengerikan dari maut yang sedang tertawa. Kemudian setan meneruskan," Ketuhanan telah datang ke bumi ini , eksistensiku adalah penyebab kehadirannya.
La Wiss adalah orang yang pertama mengadobsi kejahatanku sebagai pekerjaan. Setelah kematian La Wiss, pekerjaan ini diteruskan oleh anak cucunya dan dikembangkan hingga menjadi sebuah profesi yang sempurna dan suci, diikuti oleh orang2 yang luas pengetahuannya,orang2 yang jiwanya terhormat, orang2 yang hatinya murni, dan orang2 yang panjang impiannya.
"Di Babilonia orang2 membungkuk tujuh kali dalam peribadatannya di hadapan seoarang pendeta yang memerangiku dengan nyanyian2nya.
Di Miniveh, mereka mencari seorang laki2 yang mengaku tahu rahasiaku,sebagai jembatan emas antara manusia dengan Tuhan. Di Tibet,mereka menyebut orang yang berperang denganku sebagai anak matahari dan bulan.
Di Byblus,Ephesus dan Antioch, mereka mempersembahkan hidup anaknya pada musuhku.
Di Yerusalem dan Roma, mereka memasrahkan hidup mereka di tangan orang2 yang membenciku dan berperang melawanku dengan seluruh kekuatan mereka.
"Di setiap kota dibawah matahari, namaku adalah poros dari lingkaran pendidikan keagamaan,seni dan filsafat. Bila bukan karena aku, tak ada kuil di bangun, tak ada menara atau istana didirikan.
Aku adalah keberanian yang menciptakan gerak dalamdiri manusia. Aku adalah sumber dari yang mengucapkan orisinalitas pikiran. Aku adalah tangan yang menggerakkan tangan2 manusia.
Aku setan abadi. Aku adalah setan yang diperangi manusia agar mereka tetap hidup. Bila mereka berhenti memerangi aku, kelambanan dan kemalasan akan mematikan pikiran, hati dan jiwa, sesuai dengan hukuman aneh dari mitologi dahsyat mereka.
" Aku adalah badai bisu yang mengamuk serta menghasut pikiran laki2 dan hati2 perempuan. Dalam ketakutan kepadaku, mereka akan berjalan ke tempat2 peribadatan untuk mengutuk aku, atau ke tempat maksiat untuk membuatku senang dengan menyerah pada keinginanku. Rahib yang berdoa dalam keheningan malam untuk menjauhkanku dari tempat tidurnya adalah seperti pelacur yang mengundangku kekamarnya.
Aku setan abadi dan kekal. "Aku adalah pembangun biara dan gereja di atas fondasi ketakutan. Aku membangun toko anggur dan rumah maksiat di atas fondasi nafsu dan kepuasan diri. Bila aku berhenti tampil, ketakutan dan kesenangan akan hapus dari dunia, dan tanpa mereka hasrat dan harapan akan pergi dari hati manusia. Hidup akan menjadi kosong dan dingin, seperti harpa dengan dawai yang rusak.
Aku setan abadi. " Aku adalah inspirasi kesalahan, fitnah, pengkhianatan, penipuan dan penghinaan, dan bila elemen-elemen ini dihilangkan dari dunia, masyarakat manusia akan menjadi ladang terbengkelai, di mana yang tumbuh subur hanyalah duri-duri kebaikan.
Aku setan abadi. " Aku adalah ayah dan ibu dosa, dan bila dosa dihilangkan, pejuang melawan dosa akan hancur bersamanya, bersama keluarga dan masyarakatnya. "Aku adalah jantung dari semua kejahatan. Akankah kau berharap gerak manusia akan berhenti melalui berhentinya detak jantungku? Akankah engkau sanggup menerima akibatnya setelah menghancurkan sebabnya? Akulah penyebannya! Akankah kau biarkan aku mati di tempat yang liar ini? Apakah engkau berhasrat memutuskan ikatan yang hadir antara engkau dan aku? Jawablah aku, pendeta!" Setan membentangkan tangan dan menjulurkan kepalanya dengan napas terengah-engah; wajahnya berbauh menjadi pucat seperti sebuah patung Mesir yang usang dimakan waktu disisi sungai Nil.
Kemudian ia mengarahkan pandangan matanya yang berkilauan pada pendeta Samaan, dan berkata dalam suara terputus-putus, "Aku kalah dan lemah. Aku berbuat jahat dengan menggunakan kekuatanku yang lemah untuk bicara atas hal yang telah engkau ketahui. Sekarang engkau dapat lakukan apapun yang engkau suka. Engkau dapat membawaku kerumahmu dan mengobati lukaku, atau meninggalkanku hingga mati.
Pendeta Samaan berdebar, menggosok tangannya dengan bergetar, dan dengan permintaan maaf dalam suaranya ia berkata," Aku sekarang mengetahui apa yang tak kuketahui satu jam yang lalu. Maafkan kedunguanku. Aku tahu kehadiranmu di dunia ini menciptakan godaan, dan godaan adalah ukuran yang digunakan Tuhan untuk memutuskan nilai bagi jiwa-jiwa manusia. Ini adalah skala yang digunakan Tuhan Yang Mahakuasa untuk menimbang ruh-ruh. Aku yakin bila engkau mati, godaan akan mati dan dengan kepergiannya, kematian akan merusak kekuatan ideal yang mengangkat dan menyiagakan manusia.
"Engkau harus hidup, karena bila engkau mati dan manusia tahu akan hal ini, ketakutan mereka terhadap neraka akan hancur dan keinginan untuk beribadah akan berhenti, karena tak ada lagi dosa. Engkau harus hidup, karena hidupmu adalah penebusan manusia dari kejahatan dan dosa. "Sedangkan aku, aku akan mengorbankan kebencianku padamu di altar cintaku pada manusia."
Setan tertawa hingga tanah bergetar," Betapa pintarnya engkau pendeta! Dan betapa aku takjub akan pengetahuan agamamu! Engkau telah menemukan, melalui kekuatan pengetahuanmu,tujuan kehadiranku yang tak pernah kau pahami, dan sekarang kita sama-sama menyadari saling ketergantungan kita. "Mendekatlah padaku,saudaraku; Kegelapan meredam dataran, separo aliran darahku telah membasahi pasir lembah ini, dan yang ada hanyalah tubuh sia-sia lagi rusak ini yang kematian akan menjemput sebentar lagi bila engkau tidak menymbangkan bantuanmu."
Pendeta samaan menggulung lengan baju dan mendekatinya, mengangkat setan ke punggunnya dan berjalan pulang ke rumah. Di tengah lembah yang ditelan keheningan dan dihiasi selubung kegelapan,pendeta Samaan berjalan menuju ke dusun dengan bawaan berat di punggungnya, tapi ia tahankan untuk berjalan, dan bibirnya terus berdoa dengan sungguh-sungguh untuk kehidupan setan yang sekarat itu
Labels: , | edit post
0 Responses

Post a Comment