Tinggalkan aku dan hari ini, sepasang mana menatap pada awan yang enggan memalingkan wajahnya dari mentari, mencipta kesujukan di tengah gersangnya keyakinan

Tak lama untuk terdiam dan membaca, membaca langit yang selalu memberikan kesan pasrah, pasrah yang tak aku pahami dengan bahasanya, bahasa tentang sebuah kepatuhan pada takdir, takdir yang mengajariku untuk memangkas kelebihan logika yang selalu menekan pada kemampuan yang pasti, pasti untuk menerima dan bersyukur dengan hati dan sepenuh jiwa raga ini

 sebatas jalan yang terbentang dengan segala tantangan
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment