Setiap tatapan itu,
menyertai nadi yang menyeru,
halakan setia tangisan dalam qolbu,
sesak menyerbak penuh dengan nafsu,
dan kadang hampir saja membinasakanku,

biarlah langit ini sendu, dan berjalan melewati jalan takdir itu
merangkak dan terus berjalan dalam kesunyian abadi,
langitku tak ubahnya ruang kehidupan yang mengabaikan,
sama halnya saat aku selalu terpaut pada setiap untaian rasa,

lewat mimpi aku bicara, membentangkan sejuta tirai,
lawatan hayat tak terbatas
hanya dengan aliran aku akan menahlukan
waktu yang terus menapaku,

tak ubahnya sebuah asa, yang selalu merayu untuk merindu,
hanya bisa tersenyum dengan detak jam yang memutar,
dan selalu akan terbayang rona mimpi di tengah ulu hati,
sadarkan, dan berilah alasan tentang keraguan.

aku tau, dan aku mampu, mencari setiap ceceran jati diri yang hanyut terbawa suasana, hingga nanti ajal akan mencinta jiwaku,
direlung hatiku tersipan asaku.

Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment