diam tak bersyarat-
berirama sendu-
menyulut kerasnya kapas-

sebatang hati tak berjalan lagi, meningglkan setitik ego diri yang masih berapi, kini nanti dan selamanya tidak akan ada yang merubah, dan menggantikanya,

biar hujan membasahi gersangnya jiwa nestapa yang tak berujung pada sebuah dunia nyata, hanya dalam gelap aku bisa berkata, dan penerangan adalah usahanya yang tak bisa kita cerna,

datang malam, membawa pagi menghembuskan siang dan menyeret malam untuk hadir kembali pada duniaku, aku sadari iti, tapi kenapa aku harus menerima?
Labels: , | edit post
0 Responses

Post a Comment