tempo hari aku melihat dia bersandar dbawah pohon itu,
menatap langit yang seakan mau runtuh didepanya,
tiba-tiba teringat dengan malam yang mengajaknya pergi
dan sedikit mengheningkan kepala untuk mengiyakanya
dia sadar malam bukanlah jalanya, melainkan siang yang akan menuntunya

dia beranjak, dan berbisik pada langit
"Jangan meruntuhkan dirimu, sebelum aku bisa merangkai sedikit demi sedikt keberanian hatiku untuk mengungkapkan rasa cintaku yang pernah aku tawarkan padanya, karena hari itu aku yakin pada sebuah pilihan, untuk berani jujur dan berani menerima resikonya, maka ketika dia menyambutnya itu juga bukan hal terindah, ketika dia tidak menyambut itu juga bukan musibah untuk diratapi, karena cintaku dan cintanya adalah sama, sama-sama untuk Tuhan."

Langit tersenyum, dan memberinya sedikit hujan untuk menghapus air matanya.

0 Responses

Post a Comment