Yah, mungkin ini yang saya rasakan beberapa hari terahir, ketika semua menjadi sensitiv dan mrnjadi sangat mendetiel untuk menentukan sesuatu. Terlepas dari makanan, bau-bauan, bentuk, bahkan gambar sekalipun.
Belum teruji secara pasti, entah ini sebagai sebuah respon atas kondisi tubuh atau karena hal lain sehingga sampai dimana sebuah titik sensitif indra kita, dalam kondisi seperti ini kita hanya bisa bertanya mengapa semua itu bisa terjadi sedemikian rupa. Bayangkan saja, bagaimana anda bisa enggan melihat sebuah foto, padahal sebenarnya sebelumnya anda nyaman saja memandangnya, dan saat ini ketika saya memandang menjadi hal yang sangat tidak saya inginkan. Begitu juga dengan makanan, semua menjadi tidak enak, baunya saja membuat saya ingin muntah, padahal hari sebrlumnya itu makanan nikmat sekali.
Terlepas dari itu juga tentang perasaan, menjadi sensitiv, perasa, apapun tindakan sering berakibat pada kondisi perasaan, entah itu merasa bersalah, merepotkan, atau mengganggu.
Hal di atas hanya sekedar asumsi belaka, opini yang belum tentu kebenaranya, tetapi saya mencoba mrnarik kesimpulan dengan analogi kenapa manusia harus berpuasa, baik puasa wajib, sunah, atau puasa ritual lainya. Dalam asumsi saya puasa bukan hanya menahan lapar brlaka, tetapi dalam puasa akan mengkonversikan kondisi tubuh pada sutu titik dimana kepekaan akan jauh meningkat, kejernihan pikiran, dan juga hubungan kita dengan Tuhan. Sehingga apa ketik kita brpuasa kita akan semakin paham dimana hal-hal yang pantas dilakukan dan man saja hal yang sebenarnya harus kita tinggalkan, kita akan mwnjadi senakin matang dalam kepribadian, dan semakin mantap dalam menjalani kehidupan ini.
Semoga
Labels: , | edit post
0 Responses

Post a Comment